SINERGI UMKM DAN PKK
SINERGI UMKM DAN PKK
Oleh. Dwi Mulyanti,S.TP
Wawasan
dan motivasi yang baik dalam berwirausaha akan melahirkan generasi millenial dan
generasi Z yang mampu membawa banga Indonesia menuju masyarakat yang makmur dan
sejahtera. Tentunya dengan motivasi ini bapak ibu guru nantinya diharapkan
dapat mengkomunikasikan hasil webinar kepada seluruh peserta didik dilingkungan
sekolah masing-masing.
Dimana
saat ini tingkat pengangguran sangat tinggi. Bahkan penyumbang terbesar dari pengangguran
adalah usia produktif. Sebagai sekolah kejuruan, diharapkan SMK menghasilkan
out put siswa yang siap bersaing di dunia industri. Oleh karena itu sangat
perlu sekali kita memberikan contoh dan motivasi yang kuat dalam menanamkan
jiwa kewirausahaan. Angka pengangguran yng tinggi pasti akan teratasi jika peserta
didik dibekali dengan ketrampilan yang baik. Memiliki ketrampilan sesuai
kompetensi bahkan ketrampilan lain yang bukan merupakan kompetensinya. Tidak menjadi
masalah jika hal tersebut diterapkan karena nanti nya perserta didik diharapkan
mampu menghadapi tantangan di dunia luar.
Dengan
UKM maka akan banyak terserap tenaga kerja terampil yang dengan signifikan akan
mengurangi jumlah pengangguran. Banyaknya UKM yang bergerak dibidang produksi
barang dan jasa ini perlu perhatian khusus dari pemerintah. UKM ini dapat
menjadi motivasi dan mampu mendorong pola pikir peserta didik akan pentingnya
berwirausaha. Dorongan tersebut dapat menjadi peluang yang baik untuk
mengembangkan jiwa kewirausahaan. Peluang yang besar adalah membuka lapangan
kerja baru yang akan menyerap sejumlah tenaga kerja dalam proses produksinya. Hal
ini perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam rangka mendukung program pemerintah
dalam mengentaskan kemiskinan.
Merubah
pola pikir siswa bahwa bukan saatnya mencari pekerjaan, namun membuka potensi
lapangan pekerjaan. Mengidentifikasi peluang disekitanya untuk dapat
dikembangkan dan memberikan inspirasi usaha baru adalah salah satu strategi
yang dapat diterapkan. Saat ini dunia digital sangat melekat di generasi Z. Sangat
mudah bagi mereka mengoperasikan IT. Dengan kemampuan ini maka peluang-peluang
berwirausaha seharusnya mampu menjadi roda penggerak menuju kesejahteraan
masyarakat. Meningkatkan nilai ekonomi serta dapat mempercepat dan meningkatkan
efisiensi dalam berwirausaha.
Guru
sebagai penggerak bukan lagi memberikan teori dan materi tapi lebih kepada
contoh nyata dalam berwirausaha. Apapun jenis wirausaha nya akan menjadi
motivasi perserta didik dalam menangkap peluang yang ada disekitarnya. Dengan demikian
harapan guru kepada siswa untuk berwirausaha di era digital ini akan tercapai. Strategi
apa saja yang perlu menjadi acuan guru dalam mengajak siswa mengembangkan
potensi berwirausaha harus dikuaai. Memberikan ruang yang luas kepada siswa
untuk mengaktualisasikan potensi ketrampilannya dalam menghasilkan karya atau
produk yang layak jual. Disini peran guru dalam pendampingan sangat diperlukan,
sehingga peserta didik memiliki kekuatan dan rasa percaya diri.
Saat ini hal apa saja
yang berhubungan dengan digitalisasi dan teknologi sangat mudah menghasilkan
uang. Oleh karenanya guru dan siswa harus sama-sama jeli dalam menghadapi era
4.O ini dengan bijak. Membidik potensi peluang usaha harus cerdas dan mampu
bersaing di dunia digital ini. Guru sebagai orang tua kedua diharapkan mampu
menjadi motivator dan inspirator yang diidolakan oleh peserta didik. Bahkan menjadi
panutan bagi peserta didik gar nilai-nilai positif yang ditanamkan oleh guru
dapat di praktekkan atau di terapkan oleh peserta didik ketika menghadapi dunia
luar. Guru tidak hanya mendidik tapi mampu memiliki peran sebagai penggerak dan
idola yang baik bagi peserta didik.
Jumlah
UMKM di Indonesia sangat luar biasa banyaknya. Makin menjamur dan mampu
membantu program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan membuka lapangan
kerja baru. Dengan demikian banyak sekali diperlukan pembiayan dalam
mengembangkan UMKM agar tetap bertahan. Ditengah pandemi yang melanda Indonesia
sangat jelas makin menekan pertembuhan UMKM Indonesia. Dari sinilah potensi
wirausaha baru akan muncul dengan inovasi yang lebih bervariasi. Gambaran dari
BPS terkait dengan jumlah pengangguran yang tinggi akan terpatahkan dengan
hadirnya UMKM yang menjamur di masyarakat. Memanfaatkan momen pandemi ini contohnya,
banyak sekali bermunculan profesi baru yaitu sebagai pengusaha dadakan. Menjajakan
produk barang dan jasa yang siap antar ke tujuan tanpa harus antri atau capek
berjubel.
Namun
sebenarnya jumalh penggangguran tidaklah terlalu besar seperti data BPS. Dikarenakan
banyak sekali usaha dan industri rumahan yang tidak terdaftar di dinas terkait.
Sehingga tidak terdeteksi jumlah wirausaha mandiri yang menggunakan sumber
permodalan pribadi dalam menjalankan usahanya. Kapan seorang wirausaha membutuhkan
modal? Inilah pertanyaan yang muncul saat ini. (1). Modal diperlukan saat
membuka usaha, (2). Modal harus ada saat mengembangkan usaha. (3). Modal diperlukan
saat akan membuka jenis uaha baru 9diluar jenis usaha yang sudah berjalan baik
(4). Modal diperlukan saat kesulitan likuiditas. Kemudian darimana sumber
permodalan itu sendiri? Modal dapat beraal dari (a). Kantong sendiri / pribadi,
(b). Teman, orangtua, saudara ; (c) pinjaman dana misa dari Peroragan, bank,
leasing atau LPDB- KUMKM.
Komentar
Posting Komentar